Kamis, 23 Desember 2010

FLEKSIBEL DALAM MENGGUNAKAN RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan  satuan program pembalajaran yang dibuat untuk satu atau beberapa kompetensi dasar dan disiapkan untuk satu  atau beberapa kali pertemuan di kelas. Karena itu RPP berisi garis besar tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
RPP pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran dan hasil apa yang ingin dicapai dari proses pembelajaran.
Paling tidak ada dua fungsi RPP dalam prosesnya. Pertama,  fungsi perencanaan, ini berarti RPP hendaknya dapat mendorong guru untuk lebih siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik  tertulis maupun tidak tertulis berupa persiapan mental intelektual guru. Untuk yang terakhir ini sangat mutlak diperlukan, mengingat mentalitas guru di kelas akan sangat memberikan pengaruh yang signifikan.
Kedua, fungsi pelaksanaan, bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. RPP akan memandu jalanya pembelajaran, sehingga tidak membahas hal-hal yang belum saatnya atau menjadi kajian pada RPP selanjutnya.
Dan yang ketiga adalah fungsi evaluasi. RPP dapat dijadikan acuan dalam menilai  atau evaluasi keberhasilan pembelajaran. Hal ini karena dalam RPP sudah dimuat tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak harus seratus persen sesuai dengan RPP, artinya guru tidak boleh terpaku hanya pada langkah-langkah yang ada, karena proses pembelajaran merupakan sesuatu yang dinamis yang tergantung juga pada faktor fisik dan psikis siswa dan guru, sehingga menuntut guru untuk mampu mengembangkan konsep yang ada menjadi sesuatu yang dinamis. Karena itu, dalam membuat RPP sebaiknya tidak sekaligus untuk satu tahun atau satu semester, tetapi secara bertahap setiap akan melaksanakan proses pembelajaran.
Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi perubahan kondisi personal dan sosial  siswa dan guru serta institusi pendidikan tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan sekolah diantaranya disebabkan karena adanya komponen alat dan sumber pembelajaran. Dalam komponen ini berarti guru harus menimbang-nimbang alat dan sumber pembelajaran apa yang cocok dengan materi dan sesuai dengan koondisi lingkungan sekolah.
Akomodasi terhadap institusi pendidikan dan lingkunganya merupakan ”ruh” dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum yang disusun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan satuan pendidikan (sekolah) dan memperhatikan kapasitas dan kompetensi guru dan sarana prasarana yang ada. KTSP lahir dari lokalitas institusi pendidikan, bukan dari pusat kekuasaan sebagaimana kurikulum terdahulu. Ini adalah tantangan bagi kepala sekolah dan stafnya untuk dapat menyusun KTSP dengan baik.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa pengembangan RPP itu, sesuai dengan fungsinya, menuntut pemikiran dan pertimbangan guru yang memperhatikan kondisi lingkungan yang  memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritik dan pengalaman  sehingga sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan RPP meliputi tiga hal, Pertama, mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi mata pelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi mata pelajaran adalah bagian dari kompetensi lulusan, yakni batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu
Kedua, mengembangkan materi standar. Materi srandar merupakan bahan pembelajaran berkenaan dengan jawaban atas pertanyaan, apa yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi.
Dan ketiga, menentukan metode pembalajaran. Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling  efektif dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang diperlukan.
Langkah-langkah pengembangan ini merupakan  hal-hal yang harus diperhatikan oleh  guru dalam mengkoordinasikan kelas. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru untuk mencapainya. Pembuatan RPP sesungguhnya menjadi ajang kreativitas tersendiri bagi guru untuk melatih kemampuan intelektualnya dalam menulis.
Jadi, RPP yang baik dan guru yang kreatif dan dinamis merupakan kunci proses pembelajaran yang sukses untuk mencapai berbagai kompetensi siswa.

Label:

Kamis, 09 Desember 2010

selamat tahun baru hijriah

Tepat 1 Muharram ini adalah tahun baru hijriyah 1432 H. Berbeda dengan perayaan pergantian tahun masehi yang penuh dengan gegap gempita selebrasi, maka pergantian tahun hijriyah cenderung dingin-dingin saja tanpa riuh rendah perayaan. Fakta ini memang cukup aneh di tengah masyarakat yang mayoritas muslim.
Sebagaimana diketahui, penanggalan kalender Islam dihitung berdasarkan momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Perjalanan dakwah Islam mengalami dua periode penting yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.
Selama 13 tahun dakwah Islam di Mekkah berada dalam tekanan dan teror fisik maupun psikis dari kaum kafir Mekkah. Dalam masa yang serba sulit itu Rasulullah berupaya mempersiapkan pribadi-pribadi muslim generasi awal (assabiqunal awwalun). Dan sejarah membuktikan bahwa rasul berhasil menciptakan para sahabat nabi yang memiliki kekuatan iman dan semangat dakwah yang tinggi semacam Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Bin Abi Thalib.

Hijrah rasulullah bukanlah melarikan diri dari tantangan dakwah. Bukan pula semata-mata pindah dari satu negeri ke negeri lain. Melainkan pindah dan menjauhkan diri dari bumi yang penuh dengan kemusyrikan dan kebodohan yang didominasi oleh kekejaman, menuju satu bumi yang akan memancarkan cahaya kebenaran (alhaq) dan tauhid. Suatu revolusi memadamkan kegelapan jiwa, kegelapan kepercayaan, dan kegelapan masyarakat yang penuh kejahatan dan kerusakan.
Hijrah Hati Nurani
Secara harfiah hijrah artinya pindah atau menyingkir. Tetapi perpindahan atau penyingkiran itu tidaklah selamanya mesti dilakukan secara fisik. Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa pengertian hijrah terdiri dari dua macam.
Pertama, hijrah badaniah, yaitu berpindah atau menyingkir secara fisik. Kedua, hijrah qalbiyah, yaitu perpindahan hati nurani. Hijrah sebagaimana yang dilaksanakan oleh rasulullah dan para sahabatnya ketika itu sudah tidak ada lagi setelah dicetuskannya Futuh Makkah (pembebasan kota Mekkah) pada tahun ke 9 Hijriyah (Januari 630 M).
Dengan kata lain, seorang muslim yang hidup di zaman sekarang tidak perlu dan tidak dituntut untuk melakukan hijrah fisik atau uzlah (memencilkan diri) ke tempat yang sepi untuk dapat menjalankan ajaran Islam dengan sempurna. Sebab, ajaran Islam itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan kehidupan masyarakat dengan segala problematikanya yang tidak mungkin untuk dihindari.
Hijrah yang relevan dengan kehidupan sekarang ini ialah hijrah hati nurani, yakni meng-hijrah-kan hati dari sikap materialisme kepada sikap bertauhid pada Allah SWT, hijrah dari pola hidup bebas nilai kepada pola hidup dengan tuntunan nilai-nilai agama dan akhlak mulia, hijrah dari mental korupsi kepada mental kejujuran, dan seterusnya. Hijrah hati nurani menjadi keniscayaan bagi seorang muslim di tengah kemerosotan nilai-nilai akhlak yang melanda dunia dewasa ini.
Untuk itu, kita perlu meneladani rasulullah sebagai role model dalam melakukan hijrah hati nurani di tengah berbagai penyakit sosial dan krisis akhlak dalam masyarakat. Rasulullah bersabda; ”Seorang muhajir ialah yang hijrah (menyingkir) dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah”. (HR Bukhari)
John Naisbit dan Patricia Aburdence dalam Megatrend 2000 menyebut zaman ini sebagai era kebangkitan agama-agama. Sementara itu, tidak bisa dipungkiri di Eropa dan Amerika dewasa ini, Islam merupakan agama terbesar kedua setelah agama Kristen atau Katholik. Jumlah penduduk muslim dunia saat ini mencapai 1,6 milyar. Abad XV Hijriyah telah dicanangkan oleh negara-negara Islam di seluruh dunia sebagai Abad Kebangkitan Kembali Umat Islam.Beberapa pemikir dan pengamat, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, mengatakan Islam sebagai penyelamat masa depan dunia. Pandangan demikian, didasari analisa bahwa Islam adalah way of life dan sistem hidup yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh umat manusia untuk keberlangsungan hidup dan ketenteraman dunia di bidang politik, sosial, ekonomi, falsafah, moral dan lain-lain.
Upaya yang perlu dilakukan adalah memperluas kesadaran umat untuk mempelajari, memahami serta mengamalkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Yang benar bukanlah yang datang dari pemikiran manusia, tetapi yang datang dari Allah. Sesungguhnya Allah telah memuliakan kamu sekalian dengan sebab Islam. ”Maka bagaimana pun kamu hendak mencari kemuliaan tanpa Islam, pastilah Allah akan menghinakan kamu”, demikian yang dikatakan Umar bin Khattab r.a.
Kaum muslimin di mana pun, sebagai pribadi dan umat, haruslah mempunyai komitmen untuk mengamalkan Islam, menerapkan peraturan-peraturan Islam dalam semua aspek kehidupan, serta mencegah kemungkaran dan kerusakan di tengah masyarakat. Semoga Allah SWT menganugerahi kekuatan lahir dan batin kepada kita sekalian untuk berhijrah kepada Allah dan Rasul, sehingga kebangkitan (kembali) umat Islam dapat kita wujudkan.
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1432 Hijriyah!

Label: