Senin, 15 November 2010

IMAN KEPADA HARI KIAMAT

A. PENGERTIAN
         Hari akhir atau hari kiamat  adalah saat binasa atau hancurnya seluruh alam semesta secara total. Pada hari itu semua makhluk hidup, baik yang ada di darat,  laut maupun udara akan mati. Kemudian Allah swt. menciptakan alam lain yang di sebut dengan alam akhirat. Disebut hari akhir karena hari itu merupakan hari terakhir dalam kehidupan dunia. Pada saat itu seluruh manusia akan dibangkitkan, yakni di hidupkan kembali dari alam kubur setelah kematiannya, ini berarti manusia akan mengalami kehidupan yang kedua kalinya.
         Beriman kepada hari akhir ialah mempercayai dengan sepunuh hati terhadap kejadian  dahsyat yang terjadi pada alam semesta ini berupa kehancuran total seluruh isi alam  yang disebut dengan hari akhir atau kiamat.
       Waktu terjadinya hari akhir merupakan rahasia Allah. Tidak ada satupun makhluk yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat ini, termasuk Nabi Muhammad sebagai rasl Allah pun tidak tahu.Hal ini dijelaskan  dalam Qs Al – A’raf : 187 yang artinya:
       “ Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat : ”Kapan terjadi?” katakanlah“ Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu ada pada tuhanku. Tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu melainkan tiba-tiba.” (Q.S al–A’raf : 187).
         Ketika sekarang ini sering terdengar orang yang membicarakan dan bahkan meramal waktu terjadinya hari kiamat, maka  kewajiban seorang muslim adalah untuk tidak mempercayainya.
         Kehancuran sebuah benda merupakan sesuatu yang normal, karena memang memiliki batas kekuatan dan ketahanan. Hal ini pun terjadi pada alam semesta. Alam semesta memiliki batas kemampuan untuk bertahan dan menjalani kehidupan, sehingga kehancuran alam semesta dilihat dari ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang wajar. Hanya Allah lah Zat yang abadi yang tak akan pernah hancur. Allah bersifat baqa atau kekal.
        “Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi dahulu kamu selalu tidak meyakinkan.” Demikian firman Allah dalam Q.S ar-Rum: 56. Dalam ayat yang lain Allah berfirman yang artinya: “ Semua yang ada di bumi akan binasa, tetapi wajah tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan yang kokoh.” (Q.S ar-Rahman: 26-27).
B. NAMA–NAMA LAIN HARI AKHIR
1. Yaumul kiamah (hari kiamat), artinya hari kebangkitan manusia setelah dimatikan dalam kehidupan dunia.
2. Yaumul hisab (hari perhitungan), karena pada hari itu amal manusia akan dihitung dan dimintai
    pertanggungjawabannya.
3. Yaumuddin (hari pembalasan), karena pada hari itu Allah SWT akan membalas kebaikan dan keburukan
    yang dilakukan manusia selama hidup di dunia.
4. Yaumul ba’ats (hari kebangkitan), karena pada hari itu manusia akan dibangkitkan dari alam kubur
     (barzakh) yang selanjutnya dibawa ke padang mahsyar
5. Yaumul mizan (hari penimbangan), karena pada hari itu amal manusia akan ditimbang untuk diketahui amal
     mana yang lebih dominan, apakah kebaikan ataukah dosa.
6. Yaumul mahsyar (harei padang mahsyar), karena pada saat itu manusia dikumpulkan di suatu tempat yang
    bernama padang mahsyar.
C. TANDA-TANDA DATANGNYA HARI AKHIR
1. Tanda-tanda kecil
- Hamba sahaya (perempuan) dikawini majikannya
- Ilmu agama sudah di anggap tidak penting lagi .
- Perzinahan terjadi diman-mana .
- Minuman keras merajalela .
- Jumlah kaum perempuan lebih banyak dari pada kaum laki-laki (50 banding 1).
- Adanya 2 golongan besar yang saling membunuh, tapi sama-sama mengaku dirinya memperjuangkan 
   agama  Islam.
-  Munculnya dajjal (para pembohong dan pendusta besar), yang mengaku dirinya sebagai tuhan .
- Gempa bumi dan tsunami terjadi dimana-mana.
- Fitnah meraja lela menimpa manusia .
- Pembunuhan terjadi dimana-mana.
-.Banyak manusia yang menginginkan dirinya mati.
2.Tanda-tanda besar:
-. Matahari terbit dari arah barat dan terbenam di ufuk timur .
-. Munculnya binatang-binatang ajaib yang bisa berbicara .
-. Munculnya imam mahdi yaitu juru selamat pada hari akhir .
-. Munculnya bangsa ya'juj dan ma'juj yaitu bangsa perusak di muka bumi yang sangat di takuti .
-. Rusaknya ka’bah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab .
-. Al-Qur’an sudah tidak dianggap sebagai pedoman manusia, melainkan hanya sekedar bacaan biasa.
-. Banyak manusia yang kufur dan murtad.
D. HIKMAH
        Tanda-tanda tersebut hanyalah keterangan dari Nabi yang harus disikapi dengan benar. Tanda-tanda yang bersifat fisik jangan sampai dianggap mutlak seperti itu adanya. Pemahaman yang  terlalu tekstual akan menjadikan kita terjebak pada pemahaman yang sempit.
           Orang beriman memiliki sikap yang positip terhadap akan datangnya hari kiamat ini. Ia akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia, karena ia sadar bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban kita kelak di akhirat.
           Dengan mengimani datangnya hari kiamat maka manusia akan  berusaha untuk mencari bekal sebanyak mungkin berupa amal ibadah dan perilaku kebajikan lainnya. Kemudian, manusia akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab ia sadar bahwa setiap perilakunya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.
          Sesungguhnya hari akhir adalah sebuah kepastian yang bisa menjadikan kita termotivasi untuk berperilaku lebih baik.
E. LATIHAN SOAL 
1.  Beriman kepada hari akhir adalah rukun iman yang ke....................
a. Empat                       b. Tiga              c. Dua              d. Satu             e. Lima

2. Keuntungan di dunia berupa kebaikan dan kesalehan, juga keuntungan di akhirat berupa pahala dan kebahagiaan yang abadi merupakan salah satu dari..............
a. Pengertian hari akhir                    b. Fungsi hari akhir     c. Fungsi iman kepada hari akhir
d. Hikmah iman kepada hari akhir   e. Semua jawaban salah
3.  Ketika hari kiamat nanti seluruh amal ibadah manusia akan dihitung, sehingga hari itu disebut dengan....................
a. Yaumul Hisab                      b. Yaumuddin              c. Yaumul Ba’ats        
d. Yaumul Mizan                     e. Yaumul Mahsyar
4.  Hari dimana manusia dibangkitkan dari kematiannya adalah.....................
a. Yaumul Hisab                      b. Yaumuddin              c. Yaumul Ba’ats        
d. Yaumul Mizan                     e. Yaumul Mahsyar
5. Berikut ini adalah  tanda-tanda kecil adanya hari Akhir, kecuali....................
a. Matahari terbit dari arah barat                         b. Perzinaan terjadi dimana-mana
c. Ilmu agama sudah tidak dianggap penting lagi  d. Fitnah merajalela menimpa kehidupan manusia
e. Minuman keras merajalela dan dianggap biasa
6.  Berikut ini adalah tanda-tanda besar adanya hari akhir, kecuali...................
a. Munculnya ’Dajjal’ (pendusta) yang mengaku dirinya sebagai utusan Allah
b. Munculnya binatang-binatang ajaib yang bisa berbicara
c. Rusaknya ka’bah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
d. Banyaknya manusia yang menjadi kufur dan murtad
e. Al-Qur’an sudah tidak dianggap sebagai pedoman hidup




  

Label:

Selasa, 09 November 2010

essensi hijrah

Sebentar lagi  kita masuk tahun baru hijriyah, tepatnya 1 Muharram 1432 Hijriyah. Berbeda dengan perayaan pergantian tahun masehi yang penuh dengan gegap gempita selebrasi, maka pergantian tahun hijriyah cenderung dingin-dingin saja tanpa riuh rendah perayaan. Fakta ini memang cukup aneh di tengah masyarakat yang mayoritas muslim.
Sebagaimana diketahui, penanggalan kalender Islam dihitung berdasarkan momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Perjalanan dakwah Islam mengalami dua periode penting yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.
Selama 13 tahun dakwah Islam di Mekkah berada dalam tekanan dan teror fisik maupun psikis dari kaum kafir Mekkah. Dalam masa yang serba sulit itu Rasulullah berupaya mempersiapkan pribadi-pribadi muslim generasi awal (assabiqunal awwalun). Dan sejarah membuktikan bahwa rasul berhasil menciptakan para sahabat nabi yang memiliki kekuatan iman dan semangat dakwah yang tinggi semacam Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Bin Abi Thalib.
Pada periode Madinah, rasulullah menata masyarakat baru dengan dakwah yang lebih terbuka. Beliau menanamkan kepada para sahabat ajaran-ajaran sosial kemasyarakatan yang toleran dan inklusif. Hal ini karena masyarakat Madinah ketika itu terdiri dari beragam suku dan penganut agama seperti kaum Nashrani dan Yahudi. Upaya rasul ini nampak dalam pasal-pasal yang terdapat dalam piagam Madinah yang merupakan acuan yuridis kemasyarakatan pertama dalam rangka menciptakan masyarakat yang madani.
Hijrah rasulullah bukanlah melarikan diri dari tantangan dakwah. Bukan pula semata-mata pindah dari satu negeri ke negeri lain. Melainkan pindah dan menjauhkan diri dari bumi yang penuh dengan kemusyrikan dan kebodohan yang didominasi oleh kekejaman, menuju satu bumi yang akan memancarkan cahaya kebenaran (alhaq) dan tauhid. Suatu revolusi memadamkan kegelapan jiwa, kegelapan kepercayaan, dan kegelapan masyarakat yang penuh kejahatan dan kerusakan.
Hijrah Hati Nurani
Secara harfiah hijrah artinya pindah atau menyingkir. Tetapi perpindahan atau penyingkiran itu tidaklah selamanya mesti dilakukan secara fisik. Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa pengertian hijrah terdiri dari dua macam.
Pertama, hijrah badaniah, yaitu berpindah atau menyingkir secara fisik. Kedua, hijrah qalbiyah, yaitu perpindahan hati nurani. Hijrah sebagaimana yang dilaksanakan oleh rasulullah dan para sahabatnya ketika itu sudah tidak ada lagi setelah dicetuskannya Futuh Makkah (pembebasan kota Mekkah) pada tahun ke 9 Hijriyah (Januari 630 M).
Dengan kata lain, seorang muslim yang hidup di zaman sekarang tidak perlu dan tidak dituntut untuk melakukan hijrah fisik atau uzlah (memencilkan diri) ke tempat yang sepi untuk dapat menjalankan ajaran Islam dengan sempurna. Sebab, ajaran Islam itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan kehidupan masyarakat dengan segala problematikanya yang tidak mungkin untuk dihindari.
Hijrah yang relevan dengan kehidupan sekarang ini ialah hijrah hati nurani, yakni meng-hijrah-kan hati dari sikap materialisme kepada sikap bertauhid pada Allah SWT, hijrah dari pola hidup bebas nilai kepada pola hidup dengan tuntunan nilai-nilai agama dan akhlak mulia, hijrah dari mental korupsi kepada mental kejujuran, dan seterusnya. Hijrah hati nurani menjadi keniscayaan bagi seorang muslim di tengah kemerosotan nilai-nilai akhlak yang melanda dunia dewasa ini.
Untuk itu, kita perlu meneladani rasulullah sebagai role model dalam melakukan hijrah hati nurani di tengah berbagai penyakit sosial dan krisis akhlak dalam masyarakat. Rasulullah bersabda; ”Seorang muhajir ialah yang hijrah (menyingkir) dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah”. (HR Bukhari)
Berkenaan dengan hijrah qalbiyah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Thariqul Hijratain memberi nasihat; seorang muslim dalam kehidupan dan perjuangannya menempuh dua jalan hijrah yaitu:
Pertama, hijrah kepada Allah, dengan mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya, mencintai-Nya, berbakti kepada-Nya, berserah diri kepada-Nya, berdoa, serta mengharap hanya kepada Ilahi. Kedua, hijrah kepada Rasul, dengan mengikuti perilaku, sikap, dan langkah-langkah perjuangannya.
John Naisbit dan Patricia Aburdence dalam Megatrend 2000 menyebut zaman ini sebagai era kebangkitan agama-agama. Sementara itu, tidak bisa dipungkiri di Eropa dan Amerika dewasa ini, Islam merupakan agama terbesar kedua setelah agama Kristen atau Katholik. Jumlah penduduk muslim dunia saat ini mencapai 1,6 milyar. Abad XV Hijriyah telah dicanangkan oleh negara-negara Islam di seluruh dunia sebagai Abad Kebangkitan Kembali Umat Islam.
Beberapa pemikir dan pengamat, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, mengatakan Islam sebagai penyelamat masa depan dunia. Pandangan demikian, didasari analisa bahwa Islam adalah way of life dan sistem hidup yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh umat manusia untuk keberlangsungan hidup dan ketenteraman dunia di bidang politik, sosial, ekonomi, falsafah, moral dan lain-lain.
Upaya yang perlu dilakukan adalah memperluas kesadaran umat untuk mempelajari, memahami serta mengamalkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Yang benar bukanlah yang datang dari pemikiran manusia, tetapi yang datang dari Allah. Sesungguhnya Allah telah memuliakan kamu sekalian dengan sebab Islam. ”Maka bagaimana pun kamu hendak mencari kemuliaan tanpa Islam, pastilah Allah akan menghinakan kamu”, demikian yang dikatakan Umar bin Khattab r.a.
Kaum muslimin di mana pun, sebagai pribadi dan umat, haruslah mempunyai komitmen untuk mengamalkan Islam, menerapkan peraturan-peraturan Islam dalam semua aspek kehidupan, serta mencegah kemungkaran dan kerusakan di tengah masyarakat. Semoga Allah SWT menganugerahi kekuatan lahir dan batin kepada kita sekalian untuk berhijrah kepada Allah dan Rasul, sehingga kebangkitan (kembali) umat Islam dapat kita wujudkan.
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1432 Hijriyah!

Label:

Selasa, 02 November 2010

INTEGRASI PAI DAN PKN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP TOLERAN


Konflik yang terjadi di Tarakan Kalimantan Timur beberapa waktu lalu yang kemudian mengatasnamakan dua suku yang berbeda  mengingatkan kita pada peristiwa serupa yang terjadi di Sampit. Kejadian selanjutnya adalah peristiwa di Jalan Ampera Jakarta, inipun membawa dua kelompok suku yang berbeda di Indonesia. Ini adalah dua  peristiwa dari sekian banyak konflik horizontal yang terjadi di indonesia belakangan ini.
Satu dekade ke belakang kita masih ingat konflik yang terjadi di Kabupaten Poso Maluku. Bedanya,  isu yang dihembuskan adalah isu agama. Pemerintah dan seluruh komponen bangsa ini berupaya  untuk menghentikan konflik horizontal ini, sampai akhirnya berhasil diredam dengan adanya perjanjian Malino 1 dan 2.
Setiap kita mungkin bertanya dalam hati, mengapa peristiwa demi peristiwa begitu sering terjadi, padahal bangsa ini adalah bangsa yang dulu terkenal dengan kerukunannya. Inilah pertanyaan fundamental yang harus dicari jawabanya  agar peristiwa dan konflik serupa tidak terjadi lagi di waktu yang akan datang.
Secara sederhana penulis menganggap bahwa ini semua terjadi karena semakin berkurangnya rasa tenggang rasa atau toleransi dalam diri anak bangsa, tentunya disamping faktor lain seperti ekonomi, kepentingan politik dan lainnya.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, beragam suku bangsa, bahasa dan agama serta keyakinan yang dianut. Keragaman inilah yang menjadi benih tindakan intoleran jika  tidak disikapi dengan bijak.
Sikap toleran harus ditumbuhkan sejak dini. Mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan tentu sekolah tempat anak-anak kita belajar. Pendidikan merupakan upaya sistematis untuk membentuk karakter baik dari bangsa ini yang sejatinya adalah baik. Dengan pendidikanlah ditanamkan nilai-nilai, norma-norma dan idealitas-idealitas sosial di masyarakat.
Pertanyaannya adalah sudahkah praktik pendidikan yang selama ini berlangsung memberikan solusi terbaik bagi bangsa ini, atau paling tidak, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan beragam persoalan bangsa ini.
Secara kurikuler ada dua pelajaran yang memberikan ”bekal” toleransi kepada siswa yaitu PAI dan PKn, disamping pelajaran-pelajaran lainnya.
PAI bertujuan untuk,  pertama, menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Kedua, mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama  dan berakhlak mulia  yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Pada tujuan yang pertama, dalam pendidikan agama-agama yang lainpun, mungkin akan sama-sama bersifat eksklusif, sedangkan pada tujuan yang kedua akan sama-sama bersifat universal. Sehingga nilai-nilai yang ingin dituju bagi PAI yang kedua akan menjadi fenomena yang selalu ada pada tujuan pendidikan pada agama-agama lain. Pada tujuan yang kedua inilah sebetulnya PAI mempunyai kemungkinan untuk diintegrasikan dengan PKn.
Hal lain yang memungkinkan PAI dan PKn untuk diintegrasikan adalah bahwa PAI dan PKn sama-sama masuk dalam kategori pelajaran normatif yang berupaya membentuk karakter siswa. PKn menanamkan sikap-sikap luhur bangsa, termasuk toleransi dan penghargaan akan keragaman.
PAI dan PKn, menurut penulis perlu juga mempertimbangkan  aspek individual dan sosial. Tanpa mempertimbangkan dua aspek itu, maka anak didik hanya akan jatuh pada keterasingan (alienation), yang pada akhirnya akan menghilangkan karakter  anak didik tersebut. Mereka akan kehilangan jati dirinya sebagai individu dan  sebagai warga bangsa.
Dengan begitu, PAI tetap akan menghasilkan pribadi-pribadi yang taat  dalam penghayatan iman Islamnya, tetapi juga mempunyai wawasan dan keterampilan etika kemajemukan sebagai bagian dari warga bangsa Indonesia.
Sedangkan PKn akan  memberikan pemahaman yang mendalam bagi peserta didik terhadap wawasan kebangsaan dengan nilai-nilai demokratis, HAM, dan masyarakat Madani, tetapi juga tetap meneguhkan terhadap penghayatan keimanan mereka, bahkan dengan didorong dimensi penghayatan religiusitasnya ini, diharapkan mereka mempunyai cara pandang yang terbuka terhadap realitas kebangsaan yang majemuk.
Disinilah urgensi integrasi PAI dan PKn dalam pendidikan dalam rangka menciptakan wawasan keragaman pada anak didik. Akhirnya, upaya integral yang dilakukan  dalam rangka menumbuhkan  sikap toleran demi meminimalisir konflik horizontal adalah langkah terbaik saat ini.

Label: