Kamis, 09 Desember 2010

selamat tahun baru hijriah

Tepat 1 Muharram ini adalah tahun baru hijriyah 1432 H. Berbeda dengan perayaan pergantian tahun masehi yang penuh dengan gegap gempita selebrasi, maka pergantian tahun hijriyah cenderung dingin-dingin saja tanpa riuh rendah perayaan. Fakta ini memang cukup aneh di tengah masyarakat yang mayoritas muslim.
Sebagaimana diketahui, penanggalan kalender Islam dihitung berdasarkan momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Perjalanan dakwah Islam mengalami dua periode penting yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.
Selama 13 tahun dakwah Islam di Mekkah berada dalam tekanan dan teror fisik maupun psikis dari kaum kafir Mekkah. Dalam masa yang serba sulit itu Rasulullah berupaya mempersiapkan pribadi-pribadi muslim generasi awal (assabiqunal awwalun). Dan sejarah membuktikan bahwa rasul berhasil menciptakan para sahabat nabi yang memiliki kekuatan iman dan semangat dakwah yang tinggi semacam Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Bin Abi Thalib.

Hijrah rasulullah bukanlah melarikan diri dari tantangan dakwah. Bukan pula semata-mata pindah dari satu negeri ke negeri lain. Melainkan pindah dan menjauhkan diri dari bumi yang penuh dengan kemusyrikan dan kebodohan yang didominasi oleh kekejaman, menuju satu bumi yang akan memancarkan cahaya kebenaran (alhaq) dan tauhid. Suatu revolusi memadamkan kegelapan jiwa, kegelapan kepercayaan, dan kegelapan masyarakat yang penuh kejahatan dan kerusakan.
Hijrah Hati Nurani
Secara harfiah hijrah artinya pindah atau menyingkir. Tetapi perpindahan atau penyingkiran itu tidaklah selamanya mesti dilakukan secara fisik. Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa pengertian hijrah terdiri dari dua macam.
Pertama, hijrah badaniah, yaitu berpindah atau menyingkir secara fisik. Kedua, hijrah qalbiyah, yaitu perpindahan hati nurani. Hijrah sebagaimana yang dilaksanakan oleh rasulullah dan para sahabatnya ketika itu sudah tidak ada lagi setelah dicetuskannya Futuh Makkah (pembebasan kota Mekkah) pada tahun ke 9 Hijriyah (Januari 630 M).
Dengan kata lain, seorang muslim yang hidup di zaman sekarang tidak perlu dan tidak dituntut untuk melakukan hijrah fisik atau uzlah (memencilkan diri) ke tempat yang sepi untuk dapat menjalankan ajaran Islam dengan sempurna. Sebab, ajaran Islam itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan kehidupan masyarakat dengan segala problematikanya yang tidak mungkin untuk dihindari.
Hijrah yang relevan dengan kehidupan sekarang ini ialah hijrah hati nurani, yakni meng-hijrah-kan hati dari sikap materialisme kepada sikap bertauhid pada Allah SWT, hijrah dari pola hidup bebas nilai kepada pola hidup dengan tuntunan nilai-nilai agama dan akhlak mulia, hijrah dari mental korupsi kepada mental kejujuran, dan seterusnya. Hijrah hati nurani menjadi keniscayaan bagi seorang muslim di tengah kemerosotan nilai-nilai akhlak yang melanda dunia dewasa ini.
Untuk itu, kita perlu meneladani rasulullah sebagai role model dalam melakukan hijrah hati nurani di tengah berbagai penyakit sosial dan krisis akhlak dalam masyarakat. Rasulullah bersabda; ”Seorang muhajir ialah yang hijrah (menyingkir) dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah”. (HR Bukhari)
John Naisbit dan Patricia Aburdence dalam Megatrend 2000 menyebut zaman ini sebagai era kebangkitan agama-agama. Sementara itu, tidak bisa dipungkiri di Eropa dan Amerika dewasa ini, Islam merupakan agama terbesar kedua setelah agama Kristen atau Katholik. Jumlah penduduk muslim dunia saat ini mencapai 1,6 milyar. Abad XV Hijriyah telah dicanangkan oleh negara-negara Islam di seluruh dunia sebagai Abad Kebangkitan Kembali Umat Islam.Beberapa pemikir dan pengamat, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, mengatakan Islam sebagai penyelamat masa depan dunia. Pandangan demikian, didasari analisa bahwa Islam adalah way of life dan sistem hidup yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh umat manusia untuk keberlangsungan hidup dan ketenteraman dunia di bidang politik, sosial, ekonomi, falsafah, moral dan lain-lain.
Upaya yang perlu dilakukan adalah memperluas kesadaran umat untuk mempelajari, memahami serta mengamalkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Yang benar bukanlah yang datang dari pemikiran manusia, tetapi yang datang dari Allah. Sesungguhnya Allah telah memuliakan kamu sekalian dengan sebab Islam. ”Maka bagaimana pun kamu hendak mencari kemuliaan tanpa Islam, pastilah Allah akan menghinakan kamu”, demikian yang dikatakan Umar bin Khattab r.a.
Kaum muslimin di mana pun, sebagai pribadi dan umat, haruslah mempunyai komitmen untuk mengamalkan Islam, menerapkan peraturan-peraturan Islam dalam semua aspek kehidupan, serta mencegah kemungkaran dan kerusakan di tengah masyarakat. Semoga Allah SWT menganugerahi kekuatan lahir dan batin kepada kita sekalian untuk berhijrah kepada Allah dan Rasul, sehingga kebangkitan (kembali) umat Islam dapat kita wujudkan.
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1432 Hijriyah!

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda