Kamis, 06 Mei 2010

COLLABORATIVE LEARNING DALAM MENGELOLA KELAS

Definisi pendidikan dalam UU Sisdiknas tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Satu hal yang menurut penulis perlu digaris bawahi adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Inilah sesungguhnya yang paling utama dari seluruh proses yang ada. Suasana belajar di kelas sangat ditentukan oleh sejauh mana guru mampu menggunakan metode, model dan gaya mengajar.

Beberapa ahli pendidikan menyatakan, bahwa betapapun bagusnya suatu kurikulum, hasilnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan oleh pendidik dalam kelas. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh sikap pendidik yang kreatif untuk memilih dan melaksanakan pendekatan dan model pembelajaran.

Oleh karena itu pendidik harus selalu menumbuhkembangkan sikap kreatifnya dalam mengelola pembelajaran, misalnya, dalam memilih dan menerapkan strategi, pendekatan, metode maupun media pembelajaran yang relevan dengan kondisi peserta didik dan tujuan pembelajaran.

Collaborative Learning Dalam Mengelola Kelas

Salah satu upaya untuk mewujudkan suasana belajar yang memungkinkan peserta didik berkomunikasi secara baik adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Collaborative Learning (pembelajaran kerjasama). Collaborative Learning merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran Active Learning yang lebih menekankan kepada aktifitas dan kreatifitas siswa. Metode ini meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.

Realisasi collaborative learning dalam pembelajaran adalah peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Setiap kelompok diberi tugas untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara bekerja sama dengan seluruh anggota kelompoknya. Setiap anggota diharuskan aktif dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Guru memonitor jalannya kerjasama dan memberikan bimbingan jika menemukan kelompok yang kurang baik dalam bekerja sama. Pembelajaran dengan metode ini dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, tergantung pada seberapa sulit masalah yang harus dipecahkan. Durasi pertemuan antar anggota kelompok maupun antar kelompok dalam bekerja sama akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan metode ini. Pertemuan kelompok yang teratur dalam jangka waktu tertentu akan dapat meningkatkan kesuksesan dibanding kelompok yang hanya bekerja sama kadang-kadang saja.

Pembelajaran ini dirancang untuk memaksimalkan keberhasilan belajar secara kolaboratif dan untuk mengasah keterampilan kerjasama siswa dalam berinteraksi dengan teman-temannya, dan juga untuk meminimalkan kegagalan belajar yang dilakukan secara sendiri-sendiri.

Kelebihan Metode Collaborative Learning

Paling tidak ada tiga kelebihan dari Collaborative Learning. Pertama, metode pembelajaran kelompok ini merupakan bentuk usaha dari pendidik dalam memberikan pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Dalam pelaksanaannya metode ini tetap memperhatikan aspek kognitif, tetapi dalam porsi yang lebih sedikit. Hal ini berbeda dengan metode-metode lainnya seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan lainnya yang memiliki kecenderungan untuk memberikan materi yang bersifat kognitif.

Penekanan pada afeksi (sikap) siswa merupakan sesuatu yang harus menjadi agenda pendidik. Siswa seringkali memiliki kemampuan kognitif yang baik, tetapi lemah dalam afeksi. Mereka cenderung apatis, dan tidak tergugah hatinya terhadap segala kejadian dan peristiwa yang terjadi di masyarakat karena afeksinya rendah.

Kedua, hubungan dan interaksi antar peserta dalam collaborative learning dapat menjadi wahana bagi anggota kelompok untuk dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan berbagai reaksi dari kelompok lain. Artinya, dari metode ini diharapkan siswa mampu mengelola dan menumbuhkan sikap sosial yang baik.

Dan ketiga, kesempatan mengemukakan pendapat, tanggapan dan berbagai reaksipun dapat menjadi peluang yang sangat berharga bagi siswa untuk mengekspresikan segala dinamika psikologis mereka. Kesempatan timbal balik inilah yang merupakan dinamika kelompok yang dapat membawa manfaat bagi seluruh anggota kelompok dalam bekerja sama.

Akhirnya, kemampuan pendidik dalam mengorganisasi kelas merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki. Dan collaborative learning adalah salah satu alternatif metode yang dapat digunakan, disamping metode-metode lainnya. Selamat mencoba!

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda