Rabu, 28 April 2010

Parameter Efektifitas Sekolah



Sudah efektifkah seluruh proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah kita? Barangkali inilah pertanyaan yang harus dicermati oleh semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, orang tua sampai pada pihak pemerintah selaku pemegang kebijakan (policy maker). Pertanyaan ini semakin relevan ketika berada pada ujung tahun pembelajaran seperti saat sekarang ini.
Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan bagian dari evaluasi program pembelajaran yang berlangsung di lembaga pendidikan. Adalah Peter Mortimore, seorang peneliti pendidikan dari Amerika Serikat yang pertama mewacanakan mengenai sekolah efektif pada tahun 1980-an. Mortimore mengutarakan rumusan tentang sekolah efektif tersebut dalam kertas kerjanya yang berjudul "Key Characteristics of Effective Schools".
Ada tujuh prinsip dasar sekolah efektif, menurut Mortimore, yang dapat dijadikan sebagai karakteristik dalam menilai efektif atau tidaknya sebuah sekolah. Pertama, misi sekolah yang jelas (clear school mission). Misi sekolah yang jelas dapat dijadikan sebagai panduan bagi sekolah dalam memahami komitmen pada tujuan pembelajaran, prioritas, prosedur penilaian, dan akuntabilitas lembaga.
Kedua, iklim ekspektasi yang kuat (high expectations for success). Pihak sekolah berkeyakinan dan menunjukkan bahwa semua siswa dapat belajar dengan baik dan menguasai semua content and skills sesuai dengan target kurikulum yang ada.
Ketiga, kepemimpinan yang tegas dan bertujuan (instructional leadership). Sekolah efektif memerlukan kepala sekolah yang bertindak sebagai instructional leader dan secara efektif mengkomunikasikan misi itu kepada guru, staf, orang tua dan siswa.
Kepala sekolah yang asal-asalan cenderung untuk menghancurkan budaya dan iklim belajar sekolah. Sedangkan kepala sekolah yang efektif selalu komitmen dengan visi dan misi yang mengangkat dan melestarikan kualitas sekolahnya. Kepala sekolah menjadi efektif karena ia mampu menjadi pemimpin yang efektif pula.
Keempat, melakukan pemantauan terhadap prestasi siswa secara teratur (frequent monitoring of student progress). Guru dapat menentukan sejauh mana tujuan sekolah telah dicapai siswa. Sekolah hendaklah berusaha meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dalam aspek-aspek penilaian dan kaidah mengajar terkini. Berbagai assesment bisa digunakan untuk keperluan ini.
Kelima, mendorong guru untuk memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk belajar dan mempelajari content and skills yang ditentukan (opportunity to learn and student time on task). Guru perlu mendorong siswa untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan merencanakan berbagai aktivitas pembelajaran di dalam dan luar kelas.
Guru-guru di sekolah yang efektif mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang bebas dari tekanan dan menyelenggarakan pembelajaran secara bertanggung jawab. Sedangkan di sekolah yang tidak efektif, guru cenderung tidak mendukung pemahaman tujuan sekolah.
Keenam, iklim sekolah ditentukan oleh wawasan, nilai dan tujuan (safe and orderly environment). Iklim sekolah yang baik dipengaruhi oleh suasana pembelajaran dan keadaan sekolah yang tertib dan teratur dengan lingkungan kerja yang menarik, tenang dan harmonis dalam suasana yang berorientasi tugas, di samping kedisiplinan yang merupakan prasyarat bagi pembelajaran efektif.
Ketujuh, hubungan rumah dan sekolah akan meningkatkan efektivitas sekolah (home-school relations). Keefektifan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang rumah tangga tempat asal siswa dan keadaan masyarakat sekeliling sekolah.
Dengan tujuh parameter di atas, maka pihak penyelenggara lembaga pendidikan dapat mengadakan evaluasi institusional (kelembagaan), mulai dari visi dan misi, kualitas guru, kepemimpinan kepala sekolah, kualitas siswa, dan kegiatan yang bersifat administrasi lainnya. Diperlukan kejujuran dalam mengadakan evaluasi ini. Kepentingan yang bukan pada tracknya haruslah dikesampingkan demi tercapainya evaluasi yang efektif.
Dari evaluasi institusional inilah, sekolah dapat mengambil kebijakan efektif lebih lanjut untuk dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya yang sekarang ini semakin berlomba dengan menawarkan berbagai program yang dianggap unggulan.
Pada akhirnya, sekolah yang efektif dalam menyelenggarakan pembelajarannya akan menjadi sekolah idola (favourite) yang tentunya akan diserbu oleh banyak calon siswa baru setiap awal tahun pelajaran dimulai. Dan ketika ini terjadi, maka penyelenggara pendidikan (baik negeri ataupun swasta) akan mendapatkan ”nilai lebih” dari proses pembelajaran yang berlangsung efektif tersebut.
Selamat mengevaluasi! 
Oleh : Abdul Wahid

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda