Minggu, 05 September 2010

MEMOTIVASI ANAK DENGAN LAILATUL QADAR

Paruh ketiga setiap bulan ramadhan merupakan momentum yang luar biasa bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Setiap ustad yang ceramah di masjid pasti membahas topik ini, yaitu lailatul qadar.
Dalam beberapa keterangan dari nabi dinyatakan bahwa Allah SWT akan menurunkan lalitul qadar kepada hambanya yang mengisi ramadhan dengan beragam ibadah. Lailatul qadar merupakan malam yang lebih utama dari seribu bulan, hal ini bisa ditemukan dalam qur'an surat al-Qadar.
Rasulullah mencontohkan ketika memasuki paruh ketiga ramadhan dengan menjalankan sebuah ibadah yang disebut dengan i'tikaf. I'tikaf merupakan aktivitas ibadah berupa berdiam diri di masjid secara terus menerus sambil tadarus (mengkaji al-Qur'an),  dzikir (mengingat kekuasaan Allah), shalat sunnah dan ibadah lainnya.
Aktivitas ibadah ini sangat baik dalam rangka meningkatkan keimanan dan taqarub kepada Allah SWT. I'tikaf sesungguhnya bentuk kesungguhan hamba dalam ibadah secara totalitas. Ini dibuktikan dengan meninggalkan berbagai aktifitas keduniaan. Totalitas hamba dalam ibadah inilah yang sangat menarik untuk dicermati.
Hal inilah yang menjadikan Allah memberikan balasan yang luar biasa berupa lailatul qadar. Manusia yang sudah total dalam menghamba kepada Allah akan merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa. Ia tidak merasa takut akan kekurangan harta. Ia tidak terlena dengan rayuan hedonisme, padahal pada saat yang bersamaan, orang lain sedang sibuk-sibuknya untuk berburu keperluan lebaran yang tidak ada ujungnya. Yang ia lakukan justru berburu pahala yang ditawarkan Allah.
Berbicara tentang lailatul qadar, maka ada beragam pendapat para ulama dalam menyikapi hadits nabi yang membahasnya.Mulai dari kapan terjadinya, diberikan kepada siapa, sampai pada tanda-tanda alam yang mengiringinya.Semua itu sesungguhnya bukanlah hal yang essensial, akan tetapi hanya sebagai keterangan asal (dalil) dari Nabi yang memerlukan pemahaman yang bijak, sehingga kita tidak terjebak pada hal-hal minor dengan melupakan yang major.
Sejatinya, Allah menjadikan momen lailatul qadar sebagai sebuah metode dalam membina dan mendidik hambanya agar memiliki semangat tinggi dalam menjalani fungsi kemanusiaan manusia, yaitu untuk memakmurkan bumi ini dan untuk ibadah kepada Allah SWT.
Metode ini sangat menarik untuk dicermatei bagei kita yang bergelut dengan dunia pendidikan. Kita dapat meneladani Allah ini dengan cara memotivasi anak didik untuk lebih meningkatkan prestasinya. Seorang guru harus mampu menciptakan "lailatul qadar-lailatul qadar" baru sehingga menarik perhatian siswa dan pada akhirnya mereka mampu berprestai maksimal.
"Lailatul qadar" sesungguhnya adalah reward yang ditawarkan agar anak-anak melakukan sebuah aktifitas. Reward tidak hanya dalam bentuk materi, akan tetapi berupa penghargaan verbal yang keluar dari mulut gurupun dapat menjadi pendorong dalam melakukan sesuatu.
Mudah-mudahan kita bisa menangkap sinyal-sinyal pembelajaran yang Allah siratkan dalam momen lailatul qadar.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda