Minggu, 19 September 2010

kembali fitri kembali belajar

selesai sudah umat Islam menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan tahun ini. Rangkaian ibadah, mulai dari shaum, dzikir, tadarus, sedekah, sampai i'tikaf, merupakan ibadah-ibadah yang dianjurkan untuk dijalankan dengan penuh kekhusyukan. Diharapkan dengan ibadah-ibadah tersebut orang beriman akan memperoleh predikat takwa dari Allah SWT.
Usai ramadhan, umat Islam kemudian merayakan hari raya idul fitri. Jutaan umat Islam berbondong-bondong pulang kampung masing-masing untuk merayakan idul fitri bersama keluarganya. Mulai dari rakyat jelata sampai para pejabat negara pun ikut mudik, pulang ke kampung halamannya masing-masing. Akibatnya adalah adanya pergerakan massa yang sangat besar dalam waktu yang bersamaan, sehingga mengakibatkan kemacetan yang luar biasa, sampai-sampai jalan tol pun macet karena  volume kendaraan yang sangat banyak pada saat bersamaan. Kepenatan, kemacetan, ketidaknyamanan, bersepeda motor bersama anak-anaknya dengan beban yang melebihi kapasitas untuk menempuh jarak yang sangat jauh, berdesak-desakan berebut tempat duduk di bus dan kereta, bahkan ada yang rela di toilet kereta, semua itu tidak menjadi halangan dan rintangan bagi saudara-saudara kita muslim untuk mengunjungi saudara mereka di kampung halaman. Sungguh luar biasa semangat silaturrahmi masyarakat muslim Indonesia.Perayaan idul fitri atau lebaran juga otomatis melibatkan anak-anak kita yang juga menjadi bagian dari masyarakat muslim di Indonesia.
Libur panjang yang mereka jalani, sekitar dua puluh hari, tentu akan memberikan pengaruh psikologis ketika mereka kembali harus belajar dan bergelut dengan beragam persoalan di sekolah masing-masing.
Anak-anak kita kembali akan dihadapkan dengan pelajaran-pelajaran, menumpuknya ulangan-ulangan, wajah guru-guru yang siap dengan tugasnya, dan laiinnya.
Hal ini jelas berbeda dengan yang dialami selama liburan idul fitri kemarin, dimana mereka merasakan suasana idul fitri yang begitu menyenangkan dan sangat nyaman.Umumnya suasana idul fitri akan menampakan sebuah perubahan yang luar biasa. Orang tua, yang saat hari-hari biasa selalu tampil dengan wajah tegas dan galak untuk menyuruh ini dan itu, tapi ketika idul fitri mereka begitu baik dan bijak, baik secara psikis maupun materi.
Dari segi materi, orang tua dan saudara-saudara yang lain biasanya memberi jatah uang jajan yang berlebih, tentu ini jika tidak dilakukan dengan bijak akan memberikan dampak yang kurang baik bagi anak-anak kita.
Lingkungan rumah dan tetangga pun sangat nyaman, semuanya saling memaafkan. Anak memohon maaf kepada orang tuanya atas segala kesalahan dan dosa yang selama ini dilakukan. Sebaliknya, orang tua pun memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Teman-teman juga melakukan hal yang sama, sehingga semuanya merasa tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupan keseharian.Semuanya kembali fitri (suci) sebagaimana arti dari hari raya idul fitri, yaitu kembali suci atau fitri.
Inilah fakta sosial yang harus dicermati oleh guru dalam menghadapi awal-awal pembelajaran di sekolah. Guru harus berupaya sebijak mungkin untuk kembali menumbuhkan kesadaran belajar siswa.
Paling tidak ada tiga hal  yang dapat dilakukan guru pada awal-awal proses pembelajaran di sekolah agar siswa tidak mengalami "shock" atau keterkejutan dalam belajar.
Pertama, mulailah dengan mengadakan silaturrahmi dengan siswa. Ini dapat dilakukan secara pribadi antara guru dengan siswa atau secara bersama-sama dengan seluruh elemen yang ada, mulai dari kepala sekolah, guru, tata usaha, tukang kebun, dan sebagainya. Hal ini akan menumbuhkan sebuah ikatan batin diantara siswa dan orang-orang yang ada di sekolah sehingga mereka merasa nyaman untuk kembali belajar.
Kedua, ajaklah anak-anak untuk saling memaafkan diantara teman-teman mereka. Selama ini tentunya dalam interaksi yang terjadi menimbulkan hal-hal yang dapat menyinggung orang lain, disadari ataupun tidak pasti ini terjadi. Kesadaran untuk mengakui kesalahan sendiri perlu untuk dijelaskan dan dilaksanakan pada momen ini. Yang lebih penting lagi adalah kebesaran jiwa untuk memberi maaf pada orang lain dipraktikan di sini.
Dan yang ketiga adalah dengan menjelaskan makna idul fitri yang sesungguhnya pada anak-anak. Sejatinya idul fitri merupakan hari raya bagei mereka yang telah sukses dalam menjalankan rangkaian ibadah di bulan ramadhan. Orang yang sukses tersebut dijanjikan Allah dengan kembali pada kefitrahan, laksana bayi yang baru lahir, tanpa kesalahan dan dosa. Sehingga yang seharusnya dilakukan pasca idul fitri adalah adanya peningkatan amal ibadah dan prestasi belajar. Bukan sebaliknya, setelah idul fitri, kembali melakukan dosa dan kesalahan seperti sebelum ramadhan dan idul fitri.
Penulis kira hal-hal inilah yang dapat dijadikan starting point oleh guru dalam mengawali kegiatan pembelajaran pasca libur idul fitri yang cukup panjang. Mudah-mudahan anak-anak kita mampu mengaembil beragam hikmah yang ada dari peristiwa perayaan idul fitri tahun ini.
Anak-anaku, selamat belajar kembali dengan semangat fitri yang telah diraih.
Mohon maaf lahir dan batin, semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita semua amin

Label:

1 Komentar:

Pada 23 September 2010 pukul 14.37 , Anonymous edi mengatakan...

web rank nya bagus nih, terusin terus berkaryanya.
Wassalam

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda